Kaum Nasrani Mengajak
Nabi Berdebat
Pada masa permulaan
Islam mereka mendebat kaum Muslimin tentang itu dengan menggunakan Quran,
dengan berkata: Bukankah Quran yang diturunkan kepada Muhammad itu mengakui
pendapat kami ketika berkata: "Dan tatkala para malaikat berkata: 'Aduhai
Mariam, Tuhan menyampaikan berita gembira kepadamu dengan Firman Tuhan: namanya
Isa al Masih anak Mariam, orang terpandang di dunia dan di akhirat dan termasuk
orang yang dekat (kepada Tuhan). Ia akan berbicara dengan orang semasa ia
anak-anak dan sesudah dewasa dan ia tergolong orang yang baik-baik.' Kata
(Mariam)-nya: 'Tuhan, dari mana saya akan mendapatkan anak, padahal tak ada
orang yang menyentuhku.' Ia (Tuhan) berkata: 'Begitulah, Tuhan mencipta menurut
kehendakNya. Jika ia memutuskan sesuatu, Ia hanya berkata: Jadilah, maka iapun
jadi. Dan ia mengajarkan Kitab kepadanya, hikmah kebijaksanaan, Taurat dan
Injil. Dan ia diutus menjadi Rasul bagi Keluarga Israil: 'Aku datang kepadamu
membawa sebuah Bukti dari Tuhanmu. Kuciptakan dari tanah liat bentuk serupa
burung. Kutiup ia lalu ia menjadi seekor burung dengan ijin Allah, dan aku
dapat menyembuhkan orang buta dan berpenyakit kusta serta menghidupkan orang
mati dengan ijin Allah. Akupun dapat memberitahukan kepadamu apa yang kamu
makan dan apa yang kamu simpan dalam rumahmu. Itulah suatu bukti bagimu bila
kamu orang-orang yang beriman." (QS, 3:45-49)
Jadi Qur'an
menegaskan, bahwa ia menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta asal dari
kelahiran, menyembuhkan kusta, dan dari segumpal tanah dijadikannya seekor
burung dan dapat membuat ramalan dan semua ini adalah merupakan sifat-sifat
Ilahiah. Inilah pandangan kaum Nasrani masa Nabi, yang dijadikan mereka bahan
argumentasi dan mengajaknya berdebat dengan pendirian, bahwa Isa juga Tuhan di
samping Allah. Dan ada lagi segolongan mereka itu yang berpendirian menuhankan
Mariam karena Allah telah menurunkan SabdaNya kepadanya. Pendirian kaum Nasrani
yang demikian pada masa itu menganggap Mariam satu dari tiga dalam Trinitas
Bapa, Anak dan Ruh Kudus. Mereka yang berpendirian dengan menuhankan Isa dan
ibunya itu hanya merupakan satu sekte dari sekian banyak sekte-sekte Nasrani
yang bermacam-macam dan terpencar-pencar itu.
Orang-orang Nasrani
seluruh jazirah Arab dengan alirannya yang bermacam-macam itu mengajak Muhammad
berdebat menurut dasar mazhab mereka. Kata mereka Almasih itu ialah Allah, dia
anak Allah; kata mereka dia adalah satu dari tiga dalam Trinitas. Mereka yang
berpendapat pada ketuhanan Isa itu berpegang pada argumentasi yang disebutkan
di atas. Argumentasi yang mengatakan bahwa dia anak Allah, sebab bapanya tidak
diketahui orang, dan dia berbicara dalam buaian semasa anak-anak, yang tak
pernah terjadi pada siapapun dari anak Adam. Argumentasi yang mengatakan bahwa
dia satu dari tiga dalam Trinitas, sebab Allah berkata: Kami perintahkan, Kami
jadikan dan Kami tentukan. Kalau hanya Satu tentu berkata: Aku perintahkan, Aku
jadikan dan Aku tentukan. Muhammad mendengarkan semua tanggapan mereka itu, dan
mengajaknya berdiskusi dengan cara yang lebih baik. Dalam perdebatan itu ia
tidak begitu keras seperti terhadap kaum musyrik dan penyembah berhala. Bahkan
dikemukakannya argumen itu berdasarkan wahyu dengan cara yang logis dan
sebagaimana yang diterangkan dalam kitab-kitab mereka. Allah berfirman:
"Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan), mereka
yang mengatakan, bahwa Allah ialah Isa al-Masih anak Mariam. Katakan: Siapakah
yang dapat merintangi jika Ia hendak membinasakan al-Masih anak Mariam serta
ibunya dan setiap orang yang ada di muka bumi ini semua? Kerajaan langit dan
bumi serta segala yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Ia menciptakan
apa yang ada di antara itu, dan Allah Maha Kuasa atas segalanya. Orang-orang
Yahudi dan Nasrani berkata: Kami adalah anak-anak Allah dan yang dicintaiNya.
Katakan: Mengapa Ia menyiksamu karena dosa-dosamu itu? Sebenarnya kamupun
manusia, seperti yang pernah diciptakanNya. Ia mengampuni siapa saja yang
dikehendakiNya dan Ia menghukum siapa saja yang dikehendakiNya. Kerajaan langit
dan bumi serta segala yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Dan
kepadaNyalah kembali sebagai tujuan terakhir." (QS, 5:17-18)
"Sebenarnya
mereka telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan), mereka yang mengatakan,
bahwa Allah itu al-Masih anak Mariam. Bahkan al-Masih berkata: Hai anak-anak
Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Barangsiapa mempersekutukan
Allah, Allah akan mengharamkan surga baginya dan tempatnya adalah api neraka.
Orang-orang teraniaya itu takkan punya pembela. Sebenarnya mereka telah
melakukan penghinaan (terhadap Tuhan) mereka yang mengatakan, bahwa Allah
adalah satu dari tiga dalam Trinitas. Tak ada tuhan kecuali Tuhan Yang Satu.
Apabila tidak mau juga mereka berhenti (menghina Tuhan), pasti mereka yang
telah merendahkan (Tuhan), itu akan dijatuhi siksaan yang memedihkan."
(QS, 5:72-73)
"Dan ingat ketika
Allah berkata: Hai Isa anak Mariam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang:
mengangkatku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? Ia menjawab: Maha Suci
Engkau, tidak akan aku mengatakan yang bukan menjadi hakku. Kalaupun aku
mengatakannya, tentu Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada
dalam hatiku, tapi aku tidak mengetahui apa yang ada di dalam Dirimu. Maha
Mengetahui Engkau atas segala yang gaib. Tak ada yang kukatakan kepada mereka,
selain daripada yang Kauperintahkan kepadaku; supaya mereka menyembah Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu, dan akulah saksi mereka selama aku berada di tengah-.engah
mereka. Tetapi setelah Kauwafatkan aku, Engkau Pengawas mereka dan Engkau pula
yang menyaksikan segala sesuatu. Kalau Engkau siksa mereka, mereka adalah
hamba-hambaMu, kalaupun Engkau ampuni mereka, Engkau Penguasa Maha Mulia dan
Bijaksana." (QS, 5:116-118)
Pandangan Nasrani
adalah Trinitas dan Isa adalah anak Allah. Sedangkan Islam menolak semua itu
dengan tegas sekali, menolak bahwa Tuhan mempunyai anak. "Katakan: 'Allah
itu Satu. Allah itu abadi dan mutlak. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan
tiada satu apa pun yang menyerupai-Nya." (QS, 112:1-4) "Tidak
sepatutnya bagi Allah akan mengambil anak. Maha Suci Ia." (QS, 19:35)
"Hal seperti terhadap Isa bagi Allah sama seperti terhadap Adam;
dijadikan-Nya ia dari tanah lalu dikatakan: jadilah, maka jadilah ia."
(QS, 3:59) Pada dasarnya Islam adalah agama Tauhid, dalam pengertian Tauhid
yang murni dan kuat sekali, dan dalam pengertian Tauhid yang sederhana dan
jelas sekali. Setiap kemungkinan yang akan mengaburkan pengertian dan pikiran
Tauhid, Islam tegas menolaknya dan menganggapnya kufur. "Allah tidak akan
mengampuni bila Dia dipersekutukan. Tetapi selain itu akan diampuniNya siapa
saja yang dikehendakiNya." (QS, 4:48)
Bagaimanapun konsepsi
Masehi tentang Trinitas, yang memang mempunyai hubungan sejarah dengan beberapa
agama lama, namun bagi Muhammad itu sama sekali bukan suatu kebenaran. Yang
benar ialah Allah itu Esa, tidak bersekutu, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tak ada apapun yang menyerupaiNya. Jadi tidak heran kalau
antara Muhammad dengan pihak Nasrani masa itu terjadi diskusi dengan cara yang
baik, dan wahyupun memperkuat Muhammad seperti dalam ayat-ayat itu.