Orang-Orang Kristen
Yang Fanatik Dan Muhammad
Sedang dari pihak kaum
Masehi, banyak di antara mereka itu yang menyindir-nyindir Muhammad dan
menilainya dengan sifat-sifat yang tidak mungkin dilakukan oleh kaum terpelajar
- untuk melampiaskan rasa kebencian yang ada dalam hati mereka serta beragitasi
membangkitkan emosi orang. Meskipun ada dikatakan bahwa perang salib itu sudah
berakhir sejak ratusan tahun yang lalu, namun fanatisma gereja Kristen terhadap
Muhammad mencapai puncaknya sampai pada waktu-waktu belakangan ini. Dan
barangkali masih tetap demikian kalau tidak akan dikatakan malah bertambah,
sekalipun dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, berselubung misi dengan pelbagai
macam cara. Hal ini tidak terbatas hanya pada gereja saja bahkan sampai juga
kepada penulis-penulis dan ahli-ahli pikir Eropa dan Amerika, yang dapat
dikatakan tidak seberapa hubungannya dengan pihak gereja.
Bisa jadi orang merasa
heran bahwa fanatisma Kristen terhadap Islam masih begitu keras pada suatu
zaman yang diduga adalah zaman cerah dan zaman ilmu pengetahuan, yang berarti
juga zaman toleransi dan kelapangan dada. Dan orang akan lebih heran lagi
apabila mengingat kaum Muslimin yang mula-mula, betapa mereka merasa gembira
melihat kemenangan kaum Kristen begitu besar terhadap kaum Majusi (Mazdaisma),
melihat kemenangan pasukan Heraklius merebut panji-panji Persia dan dapat
melumpuhkan tentara Kisra. Masa itu Persia adalah yang memegang tampuk pimpinan
di seluruh jazirah Arab bagian selatan, sesudah Kisra dapat mengusir Abisinia
dari Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya - pada tahun 614 - di bawah
salah seorang panglimanya yang bernama Syahravaraz2 untuk menyerbu Rumawi, dan
dapat mengalahkannya ketika berhadap-hadapan di Adhri'at3 dan di Bushra4, tidak
jauh dari Syam ke negeri Arab. Mereka banyak yang terbunuh, kota-kota mereka
dihancurkan, kebun-kebun zaitun dirusak.
Pada waktu itu Arab -
terutama penduduk Mekah - mengikuti berita-berita perang itu dengan penuh
perhatian. Kedua kekuatan yang sedang bertarung itu merupakan peristiwa
terbesar yang pernah dikenal dunia pada masa itu. Negeri-negeri Arab ketika itu
menjadi tetangga-tetangganya. Sebahagian berada di bawah kekuasaan Persia, dan
sebahagian lagi berbatasan dengan Rumawi. Orang-orang kafir Mekah bergembira
sekali melihat kekalahan kaum Kristen itu; sebab mereka juga Ahli Kitab seperti
kaum Muslimin. Mereka berusaha mengaitkan tercemarnya kekalahan Kristen itu
dengan agama kaum Muslimin.
Sebaliknya pihak
Muslimin merasa sedih sekali karena pihak Rumawi juga Ahli Kitab seperti
mereka. Muhammad dan sahabat-sahabatnya tidak mengharapkan kemenangan pihak
Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan kaum Muslimin dan kaum kafir Mekah
ini sampai menimbulkan sikap saling berbantah dari kedua belah pihak. Kaum
kafirnya mengejek kaum Muslimin, sampai ada di antara mereka itu yang
menyatakan kegembiraannya di depan Abu Bakr dan Abu Bakrpun sampai marah dengan
mengatakan: Jangan lekas-lekas gembira; pihak Rumawi akan mengadakan
pembalasan.
Abu Bakr adalah orang
yang terkenal tenang dan lembut hati. Mendengar jawaban itu pihak kafir
membalasnya dengan ejekan pula: Engkau pembohong. Abu Bakr marah: Engkaulah
musuh Tuhan yang pembohong! Hal ini disertai dengan taruhan sepuluh ekor unta
bahwa pihak Rumawi akan mengalahkan kaum Majusi dalam waktu setahun. Muhammad
mengetahui adanya peristiwa taruhan ini, lalu dinasehatinya Abu Bakr, supaya
taruhan itu ditambah dan waktunyapun diperpanjang. Abu Bakr memperbanyak jumlah
taruhannya sampai seratus ekor unta dengan ketentuan, bahwa Persia akan dapat
dikalahkan dalam waktu kurang dari sembilan tahun.
Dalam tahun 625
ternyata Heraklius menang melawan pihak Persia. Syam direbutnya kembali dan
Salib Besar dapat diambil lagi. Dalam taruhan ini Abu Bakrpun menang. Sebagai
nubuat atas kemenangan ini firman Tuhan turun seperti dalam awal Surah ar-Rum:
"Alif Lam Mim. Kerajaan Rumawi telah dikalahkan. Di negeri terdekat. Dan
mereka, sesudah kekalahan itu, akan mendapat kemenangan. Dalam beberapa tahun
saja. Di tangan Tuhan keputusan itu. Pada masa lampau, dan masa akan datang.
Pada hari itu orang-orang beriman akan bergembira. Dengan pertolongan Allah; Ia
menolong siapa yang dikehendakiNya. Maha Mulia Ia dalam Kekuasaan dan Maha
Penyayang. Demikian janji Allah. Allah takkan menyalahi janjiNya. Tetapi
kebanyakan orang tidak mengerti." (QS, 30:1-6)
Besar sekali
kegembiraan kaum Muslimin atas kemenangan Heraklius dan kaum Nasrani itu.
Hubungan persaudaraan antara mereka yang menjadi pengikut Muhammad dan mereka
yang percaya kepada Isa, selama hidup Nabi, besar sekali, meskipun antara
keduanya sering terjadi perdebatan. Tetapi tidak demikian halnya kaum Muslimin
dengan pihak Yahudi, yang pada mulanya bersikap damai, lambat-laun telah
menjadi permusuhan yang berlarut-larut, yang sampai meninggalkan bekas berdarah
dan membawa akibat keluarnya orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab.
Kebenaran atas kejadian ini ialah firman Tuhan: "Pasti akan kaudapati
orang-orang yang paling keras memusuhi mereka yang beriman ialah orang-orang
Yahudi dan orang-orang musyrik; dan pasti akan kaudapati orang-orang yang
paling akrab bersahabat dengan mereka yang beriman ialah mereka yang berkata:
'Kami ini orang-orang Nasrani.' Sebab, di antara mereka terdapat kaum pendeta
dan rahib-rahib, dan mereka itu tidak menyombongkan diri." (QS, 5:82)